Pengalaman Pertama dengan MacBook Unibody

Walaupun sudah basi, karena sudah keluar dari late 2008 tapi tidak apa-apa toh ini kali pertama saya ngebongkar box MacBook Unibody :D.
Terus terang saja saya tidak merasa benar-benar gelap dengan yang namanya OS X, pengalaman menggunakan Hackintosh yang tadinya hanya iseng saja membuat saya benar-benar merasa ingin mencicipi Real Mac. Walaupun PC saya sudah mampu menjalankan Mac OSX Tiger dengan sangat baik, tetap saja saya merasa ada sesuatu yang kurang.

picture-1-2
Akhirnya setelah bertahun-tahun menunggu berhasil juga saya membongkar box Mac yang terkenal itu 😀 benar-benar pengalaman yang luar biasa.
Sudah bukan rahasia lagi kalau produk keluaran Apple selalu pelit dengan accessories, sehingga di artikel unboxing ini tidak banyak yang bisa saya ceritakan.
Kesan pertama saya dengan MacBook Unibody ini adalah sangat rapi.
Dari mulai susunan Dus, Buku Manual, CD dan MacBook nya sendiri di susun sedemikian rapi dan artistik. terasa beda dengan beberapa Laptop yang pernah saya bongkar.
Sayang sekali saya tidak memotret langkah demi langkah, jadi saya coba mencari gambar-gambar dari internet saja buat sebagai gambaran. Tapi kalau benar-benar penasaran dengan yang namanya unboxing silahkan lihat di blog berikut ini
Setelah bongkar-bongkar selesai selanjutnya saya mulai berusaha mengenal perbedaan MacBook dengan laptop saya terdahulu, kira-kira inilah impresi saya dengan MacBook Unibody.
1. Cukup ringan.
Dibandingkan dengan ASUS A6Ja saya terdahulu berat MacBook Unibody tidak ada apa-apanya 😀 apalagi dengan Qosmio F15 yang pernah saya gendong-gendong selama di Timor Leste, benar-benar sangat enteng.

2. Artistik.
Design yang cukup simple, tidak banyak warna aneh nya terlihat sangat serasi dan artistik sekali. Sangat enak untuk dipandang.
Logo Apple dibelakang layar LCD bisa buat sedikit sombong kala nongkrong di cafe sambil menikmati internet gratisan :P.

3. Where the h*** PC standard button.
Sungguh saya kehilangan banyak sekali tombol di MacBook ini.
Kira-kira inilah tombol-tombol yang saya sangat kehilangan.
– Del (Delete di MacBook sama dengan backspace)
– Insert
– Page up & Page down
– Num Lock
sampai sekarang saya masih kesulitan dengan kehilangan tombol-tombol tersebut. Mungkin suatu saat saya akan menemukan kombinasi tombol untuk menggantikan tombol-tombol tersebut.

4. Hey mana tombol trackpad nya?
Di MacBook Unibody, sudah tidak ada lagi yang namanya tombol trackpad karena semua bagian dari trackpad ini adalah tombol. Anda bisa klik dibagian mana saja dari trackpad benar-benar sebuah revolusi dari pakem trackpad yang selama ini ada.
Perlu waktu untuk membiasakan diri menggunakan trackpad multi touch ini. Apalagi saya sudah sangat terbiasa dengan yang namanya click kanan di Linux / Windows.

5. Jarak antar key terlalu jauh.
Bertahun-tahun biasa menggunakan keyboard standar, kemudian dikasih keyboard versi Mac benar-benar tersiksa :D.
Saya seolah disuruh belajar mengetik lagi karena posisi jari yang sudah terbiasa dengan ukuran antar key yang tidak terlalu renggang sekarang harus sedikit dibuka lebar-lebar yang akbiatnya sering salah pijit tombol.

6. ALT dan CTRL
posisi ALT dan CTRL yang kebalik antara di standar keyboard dengan mac keyboard terasa aneh karena saya sering sekali salah memijit control dengan command.

7. OS dan Aplikasi

Ok itu semua dari segi design. Dari segi OS sendiri seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, saya tidak mengalami banyak kesulitan karena pengalaman bermain dengan Hackintosh ditambah Ubuntu yang saya pakai menggunakan Mac4Lin themes membuat look and feel nya benar-benar mendekati Mac OS X dan itu mempercepat saya bedaptasi dengan Mac OS X.

Dari segi tampilan yang benar-benar membuat perasaan kehilangan hanyalah tidak adanya start menu :D. Dan itu satu-satu nya kekurangan Mac OS X yang saya rasa cukup mengganggu.
Memang benar sudah ada Stacks pada Mac OS 10.5 (leopard) tetapi tetap saja tidak selengkap dan se otomatis start menu.

Mac OS X yang berbasis FreeBSD membuat saya benar-benar tidak merasa menggunakan barang baru. Command-command *nix bisa digunakan dengan lancar walaupun harus menyesuaikan lagi dengan struktur directory yang agak berbeda dengan FreeBSD. Tapi itu bisa saya lalui dengan cukup mudah.

Aplikasi Macports yang berfungsi mirip ports di FreeBSD sangat membantu saya dalam menginstall aplikasi-aplikasi tambahan via console. Dan akibatnya sekarang MacBook saya sudah memiliki aplikasi-aplikasi yang tidak jauh berbeda dengan aplikasi yang saya pakai sebelumnya di Ubuntu :D.

Sekarang saya mungkin masih jauh dari kata efektif dalam menggunakan MacBook ini. Karena saya lebih sering berkutat dengan console daripada GUI OS X yang indah. Tetapi saya masih punya cukup waktu untuk belajar dan mencari apa saja yang harus saya optimalkan dengan MacBook ini.

Mudah-mudahan saja harddisk tidak cepat penuh dengan aplikasi-aplikasi aneh yang saya install 😀

Kalau nemu sesuatu yang baru saya pastikan akan selalu di Post disini. Dan dengan ini saya juga menambah satu tag dan categori di blog ini yaitu category Mac :).


About this entry