Pengalaman Menggunakan Samsung Galaxy S

Lupa lagi sudah berapa lama saya menggunakan Galaxy S ini, yang pasti Galaxy S yang saya pakai sekarang menggantikan Motorola XT720 yang hanya bertahan 2 Minggu saya pakai. Dan karena pernah menggunakan dua gadget tersebut maka saya mungkin akan banyak membandingkan keduanya.

Alasan saya pertama kali memilih Galaxy S adalah setelah membaca beberapa review yang mengatakan bahwa layar Super AMOLED yang digunakan oleh Galaxy S adalah layar terbaik yg digunakan oleh HH Android.

Kemudian alasan berikutnya adalah digunakannya Prosesor ARM v8 Humming Bird 1 Ghz  yang katanya merupakan processor yang lebih cepat dari SnapDragon yang dipakai oleh G1, X10 dan Desire.

Dengan alasan-alasan diatas saya memutuskan mengganti Motorola XT720 yang baru berumur 2 Minggu (untungnya beli dengan harga miring jadi pas dijual masih plus plos), Walaupun saya harus kehilangan Kamera 8Mpx plus Xenon Flash yang mampu menghasilkan gambar yang menurut ukuran saya sangat bagus dikondisi low light.

Motorola XT720 yang saya pakai masih menggunakan OS 2.1 Eclair begitu juga Galaxy S yang saya beli tetapi XT720 tidak bisa diflash sembarangan karena kata orang pintar boot ROM nya di lock sementara Galaxy S lebih terbuka terhadap modifikasi ROM sehingga walaupun sampai saat ini secara official OS 2.2 Froyo buat Galaxy S Indonesia belum keluar tapi sudah sejak lama saya menggunakan Froyo versi leaked dari samfirmware.com.

Diatas adalah tampilan home Galaxy S dengan menggunakan launcher pro, zeam dan Touchwiz

Galaxy S memiliki kekurangan yang sangat mengganggu yaitu masalah Lag ketika digunakan. Lag ini memang menjengkelkan dan sangat terasa ketika kita sedang mengetik. Virtual Keyboard suka tiba-tiba tidak bergerak ketika digunakan atau aplikasi yang kadang-kadang terdiam seperti hank walaupun kemudian akan normal kembali tetapi tetap saja hal tersebut sangat mengganggu. Tetapi beruntung Samsung Galaxy S memiliki pengguna yang sangat banyak dan ROM yang bisa di oprek. Yang hasil nya banyak bermunculan versi-versi Kernel, ROM atau aplikasi yang mampu menghilangkan atau paling tidak mengurangi masalah Lag tersebut.

Saya pernah menggunakan OCLF (One Click Lag Fix) nya RyanZa, ChainFire lag fix, Modaco LagFix, Voodoo Project, sztupy universal lagfix dan ada beberapa lagi yang saya lupa. Semua punya kelebihan dan kekurangan dan dari pengalaman tersebut saya saat ini memilih Universal Lagfix nya sztupy karena walaupun tidak memberikan hasil Quadran yang terbesar (OCLF tetap penghasil Quadran paling extreem bisa lebihd ari 2000), tapi cukup smooth.

Setelah masalah Lag teratasi, Galaxy S terasa cukup nyaman untuk digunakan. Walaupun sebagai user, tetap saya merasa ada sesuatu yang kurang dengan Galaxy S ini. Saya cukup iri melihat hasil test Linpack yang dihasilkan produk keluaran HTC yang mampu menyentuh angka diatas 40 sementara Galaxy S yang katanya memiliki processor tercepat saat ini tidak mampu melewati angka 15.

Layar Super AMOLED yang dibanggakan Samsung ternyata memang sangat bagus, warna yang dihasilkan sangat cerah ketika digunakan diluar ruangan. Dengan lebar 4″ terasa sangat nyaman untuk digunakan menonton video HD dari youtube atau sekedar melihat-lihat gambar hasil jepretan kamera 5Mpx yang dimiliki Samsung Galaxy.

Youtube Format HD di Galaxy S

Dilihat dari ukuran pixel memang kamera Galaxy S tidak ada apa-apanya dibanding XT720 yang 8Mpx apalagi dengan tidak dimiliki nya Flash orang pasti sudah pesimis dengan kemampuan kamera Galaxy S. Tetapi pada kenyataan nya kwalitas hasil jepretan Galaxy S cukup bagus. Apalagi software kamera Galaxy S lebih kaya fitur dibandingkan dengan bawaan XT720 yang pernah saya pakai.

Fitur Panorama dan Action Shoot benar-benar memukau saya. Karena di beberapa HP atau Kamera yang saya pakai sebelumnya, Panorama harus dilakukan dengan sangat hati-hati sementara di Galaxy S kita bisa bergerak dengan cepat untuk mengambil gambar karena Galaxy S dengan cerdas bisa menentukan bagian-bagian mana yang bersambung dengan gambar sebelumnya secara otomatis.

Diatas adalah hasil Panorama dengan SGS

Yg ini hasil Action Shoot SGS

Untuk urusan Game, Galaxy S memang sangat bisa diandalkan. Dengan GPU yang terpisah dari processor game-game terasa sangat lancar. Saya bukan penggemar Game tapi pernah mencoba beberapa game yang menurut saya cukup berat seperti Ashpalt, Heavy Gunner, Dynamo Kid dan Crazy Cart Racing (ada beberapa lagi yg saya coba tapi lupa namanya) semuanya berjalan dengan lancar tanpa tersendat-sendat.

Radio FM mungkin bukan sesuatu yang istimewa di Samsung Galaxy S, tetapi sempat menjadi isu ramai dikarenakan Radio FM di Galaxy S tidak bisa menghasilkan suara Stereo. Tetapi untunglah di versi Firmware Froyo 2.2, masalah tersebut berhasil diatasi. Sekarang Radio FM Galaxy S sudah bisa menghasilkan suara stereo.

Berikutnya yang jadi ganjalan para pemilik Galaxy S adalah jumlah memory yang terlihat dan bisa digunakan hanya sekitar 304-308MB dari klaim 512MB yang dikatakan oleh Samsung. Setelah dipelajari oleh para hacker pengguna SGS, ternyata memory yang “hilang” tersebut di gunakan untuk aplikasi-aplikasi tertentu seperti Radio (bukan radio FM), Video dll guna mencegah terjadinya gangguan pada aplikasi penting tersebut.

Mungkin karena alokasi memory tersebut hasil rekam Video Galaxy S bisa mulus tanpa patah-patah di 720p tidak seperti ketika saya mencoba merekam dengan menggunakan XT720 dimana terjadi putus-putus dalam waktu tertentu.

Walaupun begitu tetap saja ini merupakan kampanye marketing yang buruk buat samsung, karena ketika di janjikan memory 512MB pengguna tentu mau melihat kemana saja digunakan nya memory yang 512MB tersebut dan bukannya ditampilkan total memory sebesar 304MB.

Bagi yang beruntung sudah menggunakan OS 2.2 Froyo, maka kelebihan Galaxy S semakin terasa karena Adobe Flash sudah benar-benar terintegrasi dengan baik. Membuka web yang menggunakan Flash bukan lagi suatu masalah. Bahkan salah satu game facebook yang tidak bisa saya tinggal karena harus login tiap hari bisa dibuka dengan lancar di Galaxy S.

Masalah batre yang menjadi ganjalan para pemilik Android memang terasa sangat mengganggu. HH Android terkenal sangat boros batre. Hal ini dikarenakan hardware yang super tentu memerlukan penggunaan energi yang besar juga. Ditambah lagi tuntutan untuk selalu online lewat internet dan aplikasi background yang selalu jalan maka semakin lengkap lah sudah penyebab boros nya HH yg menggunakan Android ini.

Saat masih menggunakan OS bawaan yaitu Eclair, paling tidak saya harus melakukan recharge 3 kali dalam satu hari, bahkan kalau saya sering chat lewat YM, browsing, push mail dan beberapa kali game. frekwensi nya bisa meningkat lebih dari 5 kali sangat-sangat boros. Tetapi sekarang setelah menggunakan OS Froyo (terutama JPM) saya merasakan perbedaan yang cukup signifikan. Untuk pemakaian normal (sesekali browsing, main game, telpon dan SMS) Galaxy S saya mampu bertahan lebih dari 24 jam sementara apabila penggunaan lebih berat lagi, saya hanya perlu charge dua kali dalam satu hari itupun charge berikutnya masih bisa lebih dari 12jam setelah charge pertama.

Diantara berbagai macam kebaikan yang ditawarkan oleh Galaxy S tentu ada juga kejelekan nya dan berikut ini list apa saja yang membuat saya kecewa dengan Samsung Galaxy S.

1. Official update yang sangat lambat. HTC bisa dengan cepat memberikan update Froyo untuk HTC Desire sementara untuk Galaxy S, sampai saat ini pengguna Galaxy S di Indonesia masih belum mendapatkan update official untuk Froyo.

2. Aplikasi-aplikasi bawaan Samsung Galaxy S kebanyakan hanya membuat berat system saja. Fungsi nya serba tanggung dan gak jelas. Bahkan banyak sekali orang yang menganggap aplikasi bawaan samsung sebagai bloatware saking kesal nya. Dan saya belum mendengar ada yang memuji touchwiz seperti orang-orang memuji HTC Sense yang dibawa oleh HH HTC. Mungkin samsung tidak fokus dalam develop aplikasi untuk Android karena Samsung sendiri punya anak emas yaitu OS BADA yang pastinya lebih diutamakan.

3. Aplikasi desktop KiES dari samsung juga sangat mengecewakan. Selain fungsi nya yang masih memiliki banyak bug, juga terlalu banyak fitur  untuk banyak perangkat dalam satu aplikasi sehingga sangat berat ketika digunakan. Update lewat KiES pun tidak mudah karena kadang HH tidak terdeteksi. Apalagi kalau berbicara mengenai fitur backup dan restore, pengguna Galaxy S benar-benar tidak bisa mengandalkan KiES untuk hal ini.

Tetapi kembali ke kata pepatah, tidak ada yang sempurna.. dan saya masih bisa memaklumi ketidak sempurnaan Galaxy S apalagi komunitas pengguna Galaxy S diluar sana sangat-sangat-sangat membantu dengan membuat ROM dan Patch untuk setiap kekurangan yang dimiliki oleh Galaxy S.

Sayang sekali sempat muncul isu bahwa Samsung tidak setuju dengan beredarnya ROM unofficial di samfirmware. Padahal tanpa komunitas dan leaked firmware tersebut saya sebagai pengguna Galaxy S mungkin sudah jauh-jauh hari mengganti HH saya dengan merk lain dan bahkan yang paling extreem saya akan kapok dengan produk Samsung.

Sepertinya review saya tentang Galaxy S salah satu iPhone Killer cukup dulu, saya sengaja tidak membicarakan terlalu banyak aplikasi umum Android biar ada bahan buat nulis lagi nanti heheheh..

Moral of the story untuk artikel ini adalah : Dukungan Komunitas itu sangat penting.


About this entry